Rabu, 19 November 2014

MANFAAT LAIN EM4 (EFFECTIVE MICROORGANISME 4)

Selain untuk pembuatan bokashi, EM4 dapat digunakan sebagai pestisida organik seperti EM5, Super EM5, EMRAS dan pestisida alami dari ekstrak tanaman. EM5 digunakan sebagai pestisida untuk penanggulangan hama dan penyakit  tahap awal, sedangkan Super EM5 digunakan untuk menanggulangi hama dan penyakit pada tahap kronis.

1. EM5 dan Super EM5
    Bahan yang digunakan :
  • Molase/gula, cuka makan/cuka aren 5%, alkohol 40% masing-masing sebanyak 100 ml.
  • EM4 100 ml dan air sebanyak 1 liter. (khusus untuk pembuatan super EM5 tidak menggunakan air).
Cara pembuatan :
  • Semua bahan dimasukkan ke dalam botol/jerigen. Selama 15 hari selanjutnya wadah dikocok pada pagi dan sore harinya. Untuk membebaskan gas yang terbwntuk dalam proses fermentasi, tutup botol dibuka sebentar.
  • Pengocokan dihentikan pada hari ke-15s setelah tidak ada lagi gas yang terbentuk. Selanjutnya dibiarkan selama 7 hari dan EM5 sudah dapat digunakan.
Dosis pemakaian :
  • EM5 : 10-50 ml (2-10 sdm)/l air + 10-50 ml molase.
  • Super EM5 : 5 ml (1 sdm/l air + 5 ml molase.
Waktu pengaplikasian :
Waktu pengaplikasian EM5 dan Super EM5 sebaiknya dilakukan pada sore hari. EM5 dan Super EM5 digunakan paling lama 3 bulan.

2. EMRAS (EM4 dengan air beras)
    Bahan yang digunakan :
Bahan yang digunakan terdiri dari air beras sebanyak 1 liter, molase/gula sebanyak 10 ml dan EM4 sebanyak 10 ml (2 sdm).

Cara pembuatan dan aplikasi :
Bahan-bahan tersebut diatas dicampurkan semuanya dan selanjutnya dibiarkan selama dua hari. Setelah itu EMRAS dapat diaplikasikan. Namun EMRAS harus sudah habis diaplikasikan pada hari ketiga (satu hari setelah proses pembuatan selesai). Selain sebagai pestisida, EMRAS dapat juga digunakan sebagai pupuk.
Dosis pemakaian :
Dosis yang digunakan adalah 5 ml/l air.

3. Pestisida Alami dari Ekstrak Tanaman
    Bahan yang digunakan :
  •  Daun legum/kacang-kacangan (kacang babi) terutama yang masih muda.
  • EM4 sebanyak 20 ml/l air.
Cara pembuatan : 
Daun-daunan dicincang selanjutnya diberi larutan EM4. Bahan selanjutnya direndam selama 3-5 hari. Selama direndam bahan ditutupi dengan plastik hitam. Setelah lima hari larutan dapat digunakan sebagai pestisida.
Dosis pemakaian:
Dosis pemakaian adalah 5 ml/l air


Jumat, 14 November 2014

Pembuatan Bokashi dari Fermentasi Bahan Organik dengan Teknologi EM4

Bokashi adalah pupuk kompos yang dihasilkan dari proses fermentasi atau peragian bahan organik dengan teknologi EM4 (Effective Microorganisme 4). Keunggulan penggunaan teknologi EM4 adalah pupuk organik (kompos) dapat dihasilkan dalam waktu relatif singkat dibandingkan dengan cara konvensional. EM4 sendiri mengandung Azotobacter sp., Lactobacillus sp., ragi, bakteri fotosintetik dan jamur pengurai selulosa. Bahan untuk pembuatan bokashi dapat diperoleh dengan mudah di sekitar lahan pertanian, seperti jerami, rumput, tanaman kacang-kacangan, sekam, pupuk kandang atau serbuk gergaji. Namun bahan yang paling baik digunakan sebagai bahan pembuatan bokashi adalah dedak karena mengandung zat gizi yang sangat baik untuk mikroorganisme.

Pembuatan Bokashi
Bahan pembuatan bokashi (jerami, rumput, pupuk hijau, pupuk kandang dan sebagainya) dapat berupa bahan yang sudah kering ataupun masih basah (segar). Ada beberapa jenis bokashi, yaitu :
1. Bokashi Jerami 
    Bahan yang digunakan :
  • Jerami sebanyak 10 kg (bisa juga rumput atau tanaman kacanga-kacangan) yang telah dipotong-potong sehingga jerami berukuran panjang sekitar 5-10 cm.
  • Dedak sebanyak 0,5 kg dan sekam sebanyak 10 kg.
  • EM4 sebanyak dua sendok makan (10 ml).
  • Molases atau gula sebanyak dua sendok makan (10 ml) dan air secukupnya.
   Cara pembuatan :
  • Pertama-tama buat larutan EM4, molasses/gula dan air dengan perbandingan 10 ml : 10 ml : 1 liter air.
  • Bahan Jerami, sekam dan dedak dicampur merata diatas lantai yang kering.
  • Selanjutnya bahan disiram larutan EM4 secara perlahan dan bertahap sehingga terbentuk adonan. Adonan yang terbentuk jika dikepal dengan tangan, maka tidak ada air yang keluar dari adonan. Begitu juga bila kepalan dilepaskan maka adonan kembali mengembang (kandungan air sekitar 30%).
  • Adonan selanjutnya dibuat menjadi sebuah gundukan setinggi 15-20 cm. Gundukan selanjutnya ditutup denga karung goni selama 3-4 hari. Selama dalam proses, bahan dipertahankan antara 40-50 derajat. Jika suhu bahan melebihi 50 derajat, maka karung penutup dibuka dan bahan adonan dibolak-balik dan selanjutnya gundukan ditutup kembali.
  • Setelah empat hari karung goni dapat dibuka. Pembuatan bokashi dikatakan berhasil jika bahan bokashi terfermentasi dengan baik. Ciri-cirinya adalah bahan akn ditumbuhi oleh jamur yang berwarna putih dan aroma sedap. Sedangkan jika dihasilkan bokashi yang berbau busuk, maka pembuatan bokashi gagal.
  • Bokashi yang sudah jadi sebaiknya langsung digunakan. Jika bokashi ingin disimpan terlebih dahulu, maka bokashi harus dikeringkan terlebih dahulu dengan cara mengangin-anginkan di atas lantai hingga kering. Setelah kering bokashi dapat dikemas di dalam kantong plastik.
Penggunaan :
Bokashi jerami sangat baik digunakan untuk melanjutkan proses pelapukan mulsa dan bahan organik lainnya di lahan pertanian. Bokashi jerami juga sesuai untuk diaplikasikan di lahan sawah.

2. Bokashi Pupuk Kandang
    Bahan yang digunakan :
  • Pupuk kanang sebanyak 15 kg.
  • Sekam sebanyak 10 kg dan dedak sebanyak 0,5 kg.
  • Molases atau gula sebanyak dua sendok makan (10 ml).
  • EM4 sebanyak dua sendok makan (10 ml) dan air secukupnya.
Cara pembuatan :
Cara pembuatan bokashi pupuk kandang hampir mirip dengan pembuatan bokashi jerami, hanya jerami digantikan dengan pupuk kandang.

Penggunaan :
Penggunaan bokashi pupuk kandang sama dengan penggunaan bokashi jerami. Selain itu bokashi pupuk kandang baik untuk digunakan di dalam pembibitan tanaman. Dalam hal tersebut bokashi pupuk kandang diaplikasikan dengan tanah dengan perbandingan 1:1.

3. Bokashi Pupuk Kandang Ditambah Arang
    Bahan yang digunakan :
  • Pupuk kandang sebanyak 10 kg, dedak sebanyak 0,5 kg, arang sekam/arang serbuk gergaji sebanyak 5 kg.
  • Molases atau gula sebanyak dua sendok makan (10 ml).
  • EM4 sebanyak dua sendok makan (10 ml) dan air secukupnya.
Cara pembuatan :
Cara pembuatan bokashi pupuk kandang ditambah arang mirip dengan pembuatan bokashi jerami, hanya jerami digantikan dengan pupuk kandang dan arang sekam/arang serbuk gergaji.

4. Bokashi Ekspres (24 jam)
    Bahan yang digunakan :
  • Jerami kering, daun kering, serbuk gergaji dan bahan lainnya sebanyak 10 kg.
  • Pupuk kandang sebanyak 5 kg dan dedak sebanyak 1 kg.
  • Molases/gula sebanyak dua sendok makan (10 ml).
  • EM4 sebanyak dua sendok makan (10 ml) dan air secukupnya.
Cara pembuatan :
Cara pembuatan bokashi ekspres sama dengan cara pembuatan bokashi jerami, hanya saja bahan-bahan yang difermentasikan dicampur dengan bokashi yang sudah jadi dan dedak secara merata. proses fermentasi hanya berlangsung selama 24 jam dan sesudahnya bahan dapat diaplikasikan sebagai pupuk organik.

Penggunaan :
Bokashi ekspres sangat baik untuk dijadikan mulsa pada pertanaman sayuran dan buah-buahan.

Rabu, 02 Juli 2014

BEGONIA

     Begonia merupakan tumbuhan liar yang tumbuh di hutan-hutan basah atau kadang ditanam sebagai tanaman hias. Begonia bisa tumbuh dengan baik di tempat-tempat lembab, tanah berhumus, dan di tempat yang sedikit ternaungi, mulai dari ketinggian 900 m sampai 2.300 m di atas permukaan laut. Biasanya Begonia akan berbunga pada bulan Juni sampai bulan September. Waktu panen yang tepat adalah bulan September hingga bulan November.
Bunga Begonia berasal dari Amerika Selatan. Ada dua macam begonia, yaitu begonia daun dan begonia bunga. Begonia bunga, bentuk bunganya sangat beragam dan cantik. Warna daun beragam dan tak semua berwarna hijau. Ada yang perak, merah, ungu, dan variegata. Umumnya jenis variegata berharga lebih mahal dari Begonia berdaun normal. Nama Begonia diberikan oleh ahli botani, Charles Plumier..
Seiring trend tanaman hias yang kian meningkat, begonia pun naik kasta. Sempat tak direspon karena keberadaanya yang tersebar di segala tempat umum sampai hutan, kini Begonia kian merias diri. Seiring penggunaan media tanam yang lebih esklusif, yaitu di dalam pot, Begonia pun mulai dilirik orang.

Manfaat
Manfaat tanaman Begonia, bukan hanya sebagai tanaman hias melainkan sebagai tanaman obat juga di antaranya Untuk mengatasi panas, Obat sakit haid. Dan untuk obat luka

Sistematika
Klasifikasi bunga begonia adalah ;
Kingdom                     : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom                : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi                : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi                         : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas                         : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas                   : Dilleniidae
Ordo                          : Violales
Famili                         : Begoniaceae
Genus                        : Begonia
Spesies                      : Begonia glabra Kuiz.Ex Pav


Varietas 
Begonia memiliki beberapa jenis diantaranya :
  • Begonia rex, merupakan yang paling dominan pada kelompok ini, varietas yang ada diantaranya Presiden Carnot (daun warna hijau dan perak), Helen Teupel(Merah, hijau dan merah muda) King Edward IV (ungu dan merah).
  • Begonia. masoniana, hampir mirip B.rex, tapi daunnya berkerut dan bentuknya seperti hati
  • Begonia metallica, temasuk spesies yang tinggi, daun bagian atas hijau metallic dan bagian bawah serta tulang daun berwarna merah.
  • Begonia festii = Begonia erythrophylla mempunyai daun berdaging dengan warna daun bagian atas hijau dan bagian bawahnya merahvarietas Bunchii mempunyai tepi daun keriting
  • Begonia boweri, bisa mencapai ketinggian 6-9 inci hibridanya Begonia tiger dan Begonia Cleopatra = Begonia maphii, tanaman kecil dan berbentuk semak, tinggi 6-9 inci dengan warna daun perunggu.
  • Begonia cleopatra = Mapple leaf begonia, daun dipenuhi dengan bulu-bulu kecil warna putihbentuknya seperti daun mapel.
  • Begonia solanthera (daun berlilin) dan Begonia imperialis (daun keunguan), keduanya termasuk begonia tipe pemanjat.
  • Begonia foliosa, memiliki daun oval yang mirip paku-pakuan.


SYARAT TUMBUH
Cahaya 
Intensitas cahaya yang diperlukan berkisar antara 2000 – 2500 fc. Begonia membutuhkan cahaya terang namun tidak boleh lansung kena sinar matahari karena daun bisa terbakar dan akan muncul black nekrosis. Tanaman ini akan toleran pada tingkat cahaya rendah. Sehingga untuk tumbuh dengan baik perlu diberi naungan. Tanaman memanfaatkan energi cahaya untuk membentuk karbohidrat, suatu senyawa yang kaya akan energi dan unsur organik, proses pembentukannya disebut sebagai proses fotosintesis yang melibatkan zat hijau daun (klorofil)

Suhu 
Begonia  akan tumbuh dengan baik pada kisaran suhu antara 15 – 30 °C. Suhu berhubungan erat dengan cahaya matahari dan ketinggian tempat. Jika suhu terlalu rendah bisa menghambat pertumbuhan tanaman dan jika terlalu tinggi juga akan mengakibatkan tanaman mengalami dehidrasi. Suhu idealnya jika memungkinkan kondisi hangat akan mempercepat pertumbuhan. Suhu dibawah 20°C tanaman akan tumbuh dengan baik namun warna daun yang dihasilkan akan cenderung dominan hijau jadi warna-warna selain hijau yang dimiliki akan kurang nampak ,karena pada suhu ini tanaman lebih produktif menghasilkan klorofil. Suhu antara 15 – 20 °C dianjurkan saat fase pertumbuhan awal. Namun setelah tanaman dewasa dan siap untuk dipasarkan atau digunakan sebagai pajangan kondisikan suhu lingkungan berada pada ±25 °C. Kondisi suhu yang tinggi juga akan merusak warna daun, biasanya warnanya akan memucat bahkan pudar.

Kebutuhan air 
Setiap tanaman membutuhkan air namun harus di atur dengan baik dalam pemberiannya. Air merupakan pelarut dan pengangkut unsur hara keseluruh bagian tanaman juga sebagai control terhadap suhu tubuh tanaman itu sendiri. Begonia sangat rentan jika kondisi media berlebih air karena akar dan rizoma didalam tanah akan mudah busuk. Pemberian air sangat dianjurkan dengan system tetes, atau dapat pula dengan cara merendam dasar pot dalam air ditempat yang dangkal, setelah air mencapai permukaan tanah baru diangkat dan ditempatkan pada rak-rak agar air yang berlebih dapat dibuang kembali.

Kelembaban Udara 
Kelembaban udara (rH) yang cocok untuk pertumbuhan Begonia adalah diatas 50% namun diusahakan jangan terlalu tinggi karena akan menyebabkan munculnya penyakit busuk tunas maupun busuk daun.

Unsur Hara 
Begonia untuk melangsungkan kehidupannya membutuhkan unsur hara yang dapat diambil dari udara, air maupun tanah. Unsur yang relative banyak dibutuhkan disebut unsur makro yang meliputi unsur N, P, K, Ca, Mg, dan Sulfur. Sedangkan unsur lain yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit yang meliputi unsur Fe, Mn, Cu, Zn, Bo dan Mo yang disebut unsur mikro. Kekurangan atau kelebihan salah satu unsur akan menimbulkan ketidaknormalan pertumbuhan tanaman, yang ditunjukkan dengan gejala-gejala yang nampak pada daun dan tunas-tunas baru Begonia. 


BUDIDAYA
Perbanyakan Begonia
  1. Perbanyakan dengan biji. Perbanyakan dengan biji pada umumnya diterapkan pada jenis begonia yang berbunga, seperti Begonia semperflorens. Cara perbanyakannya, petik buah yang sudah matang. Biasanya ditandai dengan mekarnya bunga. Biji tersebut terletak dalam bunga yang sudah mekar. Keluarkan biji lalu masukkan kedalam kantong-kantong kertas. Keringkan dengan cara   menjemurnya selama 1-2 hri. Biji disemai dalam pot berisi media kompos yang steril, lalu ditutup plastik. Setelah 1-2 minggu atau bibit mulai keluar, plastik dibuka dan lakukan penjarangan dengan memindahkan sebagian bibit ke polibag lain.Perbanyakan dengan pemisahan anakan. Caranya pilih tanaman yang memiliki anakan dalam jumlah banyak dan sebagian besar telah dewasa. Sebelumnya, keluarkan tanaman induk dari wadah lama dan bersihkan dari tanah yang masih menempel. Pemisahan harus dilakukan hati-hati agar tidak banyak merusak akar.
  2. Perbanyakan dengan setek batang. Perbanyakan ini dilakuan dengan cara memotong tangakai yang telah dewasa. Tangkai dipotong sepanjang 5 cm dari pangkal daun. Agar cepat tumbuh berikan zat perangsang tumbuh akar seperti Atonik atau Rootone.
  3. Perbanyakan dengan irisan daun. Perbanyakan ini dilakukan dengan cara memotong satu lembar daun yang tua tetapi masih segar daun tersebut di iris menjadi 4-6 bagian, membentuk segitiga. Arah irisan dari bagian pangkal ke pinggir. Simpan ditempat teduh selama 2-3 minggu. Bila tinggi tunas telah mencapai 5-7 cm, tunas dapat dipindahkan ke pot yang lebih besar 2-3 hari kemudian.
Penanaman 
  1. Penanaman. Penanaman Begonia  biasanya dilakukan pada saat pemindahan anakan, penggantian media tanam maupun saat dilakukan perbanyakan tanaman. Sebelum dilakukan penanaman perlu dipersiapkan terlebih dahulu adalah pot, media tanam serta pecahan genteng atau batu bata. Pot yang digunakan usahakan yang memiliki banyak lubang didasarnya serta memiliki kaki agar pembuangan air berlebih mudah dilakukan. Pecahan genteng/batubata sebagai dasar media diperlukan guna menciptakan kondisi media tanam dengan drainase yang baik. Setelah pecahan genteng diletakkan di dasar pot masukkan media tanam sampai dengan ¾ bagian pot. Letakkan tanaman pada bagian tengah kemudian isi kembali pot dengan media sampai penuh, usahakan akar tanaman tertutup oleh media dan tangkai daun paling bawah diusahakan jangan tertutup media. Setelah tanaman berdiri tegak siram media tanam dengan air hingga permukaannya jenuh dengan air dan letakkan pot diatas rak sehingga air yang berlebih akan mudah terbuang. Tempatkan tanaman pada kondisi yang sejuk dan tidak terkena sinar matahari secara langsung.
  2.  Media Tanam. Begonia akan tumbuh dengan baik jika media yang digunakan terjamin kandungan haranya dan bebas dari hama dan penyakit. Begonia membutuhkan media tanam yang gembur dan porous, sehingga akar tanaman mudah menembus media saat mencari unsur hara serta jika terjadi kelebihan air akan mudah mengalir keluar. Biasanya media yang digunakan adalah campuran humus dengan sekam bakar dengan perbandingan 1:1. Media tanam dapat dimodifikasikan dengan campuran lain sesuai dengan kebutuhannya, misalkan agar lebih porous dapat ditambahkan pasir vulkanik atau cocopet juga baik sebagai campuran dalam media karena mampu mengabsorbsi jika terjadi kelebihan air.
  3. Pemeliharaan. Pemeliharaan tanaman yang baik yaitu dengan cara pendekatan terhadap syarat hidup tanaman tersebut. Intinya bagaimana menciptakan kondisi yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan tanaman. Tindakan-tindakan budidaya perlu agar tanaman tumbuh dan berkembang dengan baik diantaranya adalah :


  • Pemupukan. Begonia  cukup dipupuk dengan kandungan pupuk yang seimbang antara unsur N, P dan K. Aplikasi pupuk dilakukan secara hati-hati karena Begonia rex memiliki akar serabut di bagian rizomanya yang sensitive. Jika sering dilakukan pemupukan akan terjadi akumulasi garam pada area perakaran dan menyebabkan akar mudah busuk. Aplikasi yang tidak hati-hati juga bisa menyebabkan daun tanaman menjadi terbakar. Penggunaan humus dirasa cukup untuk ketersediaan hara bagi tanaman begonia. Pemupukan dapat dilakukan 6 bulan sekali sekaligus saat penggantian media tanam, jika memang diperlukan dapat digunakan pupuk kimia yang bersifaf slow release.
  • Sanitasi. Kebersihan lingkungan sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman yang sehat. Maksud dari sanitasi ini adalah pembersihan sumber infeksi agar penyakit tidak berkembang. Dengan sanitasi ini diharapkan akan memutus siklus hidup pathogen penyebab penyakit. Sanitasi yang baik akan membantu sirkulasi udara sehingga tanaman mudah mengabsorbsi zat-zat yang dibutuhkan untuk hidupnya. Sanitasi pada budidaya tanaman hias Begonia rex dapat dilakukan dengan cara membuang daun-daun tua atau yang sudah membusuk serta menjaga kebersihan sekitar kebun agar tidak menjadi sumber penyakit .
  • Penggantian Media. Media tanam dapat diperbaharui setiap 6 bulan sekali dengan menganti media lama dengan media baru. Penggantian media ini dilakukan biasanya setelah enam bulan media tanam sudah memadat sehingga aerasinya jelek serta unsur hara yang tersedia sudah cenderung habis. Pada saat penggantian media tanam dapat sekaligus dilakukan perbanyakan tanaman dari anakan yang ada serta membuang bagian akar tanaman yang sudah mati.
  • Reporting. Kebanyakan Begonia  tidak membutuhkan pemangkasan kecuali pertumbuhan batangnya (rizoma) terlalu panjang sehingga penampilannya kurang menarik. Pemangkasan dilakukan selain mempercantik tanaman juga sebagai sarana perbanyakan tanaman.
  • Penyiraman. Penyiraman dilakukan jika media tanam benar-benar hampir mendekati kering, karena tanaman ini lebih tahan terhadap kekeringan dibandingkan dengan kelebihan air. Penyiraman secara berkabut cukup baik untuk meningkatkan kelebaban udara jika kondisi panas atau kering. Penyiraman sebaiknya dilakukan pada pagi hari karena jika dilakukan pada sore hari dimungkinkan genangan air pada permukaan daun atau pada ujung-ujung daun masih ada sampai malam hari. Genangan air tersebut akan memudahkan perkembangan pathogen sehingga tanaman akan mudah terinfeksi penyebab penyakit tersebut.
PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT
Hama :
  • Kutu Aphid. Hama ini muncul ditempat yang lembab dan basah, biasanya hama ini menyerang bagian bawah kelopak bunga dan daun. Untuk pengendaliannya dapat digunakan insektisida.
  • Ulat. Biasanya menyerang bagian tengah atau ujung daun. Kerusakan yang ditimbulkan hampir mirip dengan kerusakan yang diakibatkan oleh keong.
  • Kutu putih. Gejala yang terlihat pada tanaman yang terinfeksi adalah adanya titik atau spot berwarna kuning. Serangan yang mengganas dapt menyebabkan seluruh daun menjadi kuning dan daun-daun yang berada dibawah akan tertutupi oleh bubuk atau bulu berwarna hitam. Kutu putih yang berada pada tahap dewasa dapat ditemukan dibagian bawah daun yang terinfeksi. Pengendaliannya dapat menyemprotkan insektisida secara rutin dua kali seminggu. Jika tingkat serangan kutu masih rendah dapat menggunakan Antrakan. 
Penyakit
  • Xanthomonas campestris. Gejala umum seranganya adalah muculnya bercak-bercak dan nekrosis pada daun. Tanaman yang terserang penyakit ini harus segera dimusnahkan karena dapat menular ke tanaman lain. Penyiraman tanaman pun dilakuakan dengan hati-hati karena percikkannya airnya dapat menularkan penyakit ini.
  • Botrytis Blight (Botrytis cinera). Gejala serangan jamur ini biasanya muncul pada bagian bawah daun akibat tanaman bersentuhan dengan media tanam yang tidak bersih dari penyakit. Bagian tanaman yang terkena jamur akan menjadi nekrosis dan berubah warna dari kecokelatan hingga kehitaman. Patogen ini akan berkembang pada kondisi yang dingin pada malam hari, udara hangat pada pagi dan siang hari, dan kelembapan udara yang tinggi. Cara pengendaliannya dengan menjaga agar tanaman tidak terlalu lembab dan terlalu basah terutama pada malam hari. Selain itu tanaman dapat disemprotkan fungisida.
  • Myrothecium Leaf spot (Myrothecium roridium). Gejala penyakit ini muncul pada ujung daun dan pada daun yang rusak. Pada daerah tanaman yang diserang akan muncul gejala nekrosis dengan warna cokelat gelap dan berair. Pada permukaan bawah daun akan terbentuk lingkaran putih. Cara pengendaliannya dengan menggunakan fungisida, dan menghindari luka pada daun, serta menjaga sanitasi lingkungan.
  • Busuk akar (Pytium sp.). Gejalanya tampak pada akar yang membusuk dan daun yang menguning. Pembusukkan biasanya terjadi saat tanaman yang diperbanyak menempel pada tanaman yang terinfeksi oleh busuk akar. Karena itu sterilisasi alat pertanian sebelum digunakan sangat diperlukan untuk mencegah busuk akar. Penggunaan fungisida cukup efektif dalam mengendalikan busuk akar.
  • Bercak Southern (Sclerotium rolfsii). Patogen ini menyerang seuruh bagian tanaman, tetapi yang biasanya terlihat pada bagian daun dan batang. Biasanya batang tanaman menjadi berair terutama bagian yang menyentuh tanah. Gejala lainnya miselium berwarna putih tumbuh tidak rata dipermukaan daun atau media tanamdan membentuk pola tertentu. Cara pengendaliannya dengan memusnahkan semua tanaman yang mengalami gejala penyakit ini, dan menjaga kebersihan alat-alat pertanian yang digunakan.